Seni Bela Diri Betawi “Silat ASROR”
- Budaya
- 6 Oktober 2022
- No Comment
- 128
SENI BELA DIRI BETAWI “SILAT ASROR” berasal dari tanah Betawi tepatnya daerah Petojo Jakarta Pusat, yang dikembangkan oleh sosok yang sederhana namun berkarisma yaitu Babe Zuki (Dasuki) beliau berkhidmat sekian puluh tahun terhadap gurunya di Petojo Barat untuk mengembangkan seni pukul atau maen pukul Betawi yang diajarkan kepada beliau dengan dedikasi yang tinggi dari seorang guru yang bernama kong Ahmad (KH. Muhammad Syar’i) beliau yang barang tentu telah lama berkelana kesana kemari dalam mengarungi hidup melanglang buana yang mana sudah merasakan asam garam dunia persilatan pada masa lalu di eranya, beliau dititipkan warisan selain ilmu agama oleh gurunya juag ilmu bela diri Betawi (maen pukul) buat membela diri bila mendapatkan merabahaya terutama dimasa penjajahan belanda, beliau lebih kenal dengan sapaan Kong Haji Dullah (Dulloh/Abdullah).
Kong Dulloh mewarisi ilmunya kepada haji Muhammad atau kong Amad, kemudian kong Amad meawarisi kepada babe Zuki (Dasuki).
Ditangan babe Zuki pengembangan maen pukul Betawi berkembang hingga ke Bulak yang saat ini menjadi Taman Palem, kampung Rawa Bengkel dan Bambu Larangan. Hingga saat ini permainan pukul Betawi Babe Zuki yang dikenal dengan sebutan maen pukul Isro sambut pukul atau biasa disebut dengan “ASROR” yang artinya gerak rahasia (cepat tak terlihat) begitulah penamaan yang dilazimkan hingga saat ini.
Maka di Era 1996 generasi keempat, Bang Ahmad dan murid-murid yang lain sebagai muridnya Babe Zuki didaerah Rawa Bengkel mulailah dikenalkan dalam pementasan budaya “Seni Pukul Betawi Asror”, dikampung Rawa Bengkel. Yang dilegalisasikan sebagai perguruan atau padepokan ASROR SILAT BETAWI yang kini dewan pimpinannya adalah Bang Hamdi Komarudin (Jojon) diera 2009 sampai saat ini sebagai ketua perguruan di daerah Rawa Bengkel Cengkareng Jakarta Barat, yang diresmikan oleh bang Ahmad setelah berbagi pemahaman silat Betawi ASROR secara lebih detail terhadap Bang Hamdi dan seluruh anggota perguruan hingga sampai saat ini.
Menurut Babe Zuki nama sialt Betawi ASROR diartikulasikan dari bahasa Arab <sirr al Asror = Rahasia dibalik Rahasia> (GERAK BAYANGAN – TERSEMBUNYI – KEPELAN RAHASIA). Diawali dengan gerak pernafasan kalimasada langit dan bumi. Dan gerak langkah dasar formasi 4 pancer. Disusul dengan jurus:
9 Langkah 9 Kepel
Jumlah Jurus 9 Jurus Kiri Kanan
- Keset Bambu, Langkah Seribu
- Kepel langit, Rampet kayu
- Sauk Gebah, Kepel Puyuh
- Gusrak Serak, Tebang Pisang
- Cengkrem Macan, Gedik bumi nyapu jagad
- Sasak Konde, Kosrek Kuda
- Babat Galengan, Blarak Sewu
- Longok Monyet, Belalang Sembah
- Mabuk Laut, Terpa Badai
Penutup dengan MAKNA dan DOA
- Kaset Bambu (melepas ruas bambu maksudnya melepas halangan/ tangkapan lawan), Langkah Seribu (bukan berarti lari seribu langkah tetapi maksudnya langkahnya banyak dan cepat menghindar dan menyerang <Bismillah>).
- Kepel langit (Braja musti, memukul diatas atau tepatnya ulu hati, iga ketiak, leher, kepala), Rambet Kayu (menarik, menggapai, meraih untuk mendekatkan lawan untuk dipukul atau dilempar, <Ya Qowwiyu Ya matiin>).
- Sauk Gebah (menepis penyerangan serta pertahanan lawan sekaligus dirobohkan dengan cara mengalihkan lawan seperti menyerang atas pada kenyataannya serang bawah). Kepel Puyuh (tidak memberikan kesempatan lawan selalu dihujani pukulan-pukulan mematikan layaknya angin puyuh yang menggulung habis sekitarnya <Ya hayyu ya Qoyyum>).
- Gusrak Serak, (penyerang dari arah bawah dengan tiba-tiba secara mendadak dan bertubi-tubi hingga memporak-porandakan pertahanan lawan-lawan hingga kewalahan seperti daun yang berserakan), Tebang Pisang (memukul dengan cara membabat, menusuk bagian atas seperti leher, untuk dipatahkan bagai menebang pohon pisang, atau penggunaan golok jika memang diperlukan/ darurat). <Ya Ahadu Ya Somad>
- Cengkrem Macan, (uluk2 nabi musa, terhormat siaga hadapi lawan, mata jeli, kuatkan cengkreman cabik-cabik terkam kunci tak terbukakan siap dengan sima macan), Gedik bumi nyapu jagad (getar dengan penuh kelembutan, keras tapi damai, jasad energy bersatu dengan alam fungsikan potensi tenaga dan gerak daya lawan) YaLatif <Ya Azizu Ya Jabbar>
- Sasak Konde (bak tusuk ular) Kosrek Kuda (deprok sila sepak kedet dan terjang sepak) <Ya Wahhabu Ya Qohhaar>
- Babat Galengan (permainan golok) Biarak Sewu (tongkat panjang / toya) <Ya Awalu Ya Akhir>
- Longok Monyet (lincah langkah, cerdik tangkas menghindar menyerang lawan terkesan meremehkan bahkan meledek akan tetapi siaga membaca lawan), Belalang Sembah (Ajeg menghadapi lawan pantang lari menantang bukan sombong). <Ya Waliyyu Ya Waklil>
- Mabuk Laut (gerakan terseok-seok tak beraturan seakan tak fokus pada kenyataannya guna diam-diam atur strategi tak disadari cari celah lemah lawan juga agar tidak terlalu tegang dengan lawan dengan jumlah banyak bahkan sekali pukul langsung mematikan disebut juga cinta tingkat tinggi tidak lagi memikirkan yang lain hanya Allah SWT sang penjaga). Terpaan Badai (melumat habis dengan setiap gerakan-gerakan shilaf) <Ya Latiif, Ya HAfiidzu Ya salaam>
Sumber: Hamdi Komarudin