H. Erwin – Dunia Bukanlah Tujuan
- InspiratifMotivasi
- 7 Oktober 2022
- No Comment
- 115
Begitulah sikap H. Erwin, sosok pengusaha yang kokoh memerjuangkan tegaknya syi’ar Islam, kendati disibukkan dengan berbagai lini bisnis yang beliau jalankan. Ikhlas dan memerbanyak infaq adalah sikap yang beliau tanamkan dalam menapaki kehidupannya di tengah situasi apa pun, baik saat suka maupun duka. Ia hanya mengerti arti nilai kekayaan yang hakiki, dan seberapa banyak bertambahnya nilai keimanan dalam hidup seseorang.
Sejak dulu, saya dididik orang tua saya untuk berpikir maju, karena tidak ada sebuah kesuksesan tanpa kerja keras, bersusah-payah dahulu, manis kemudian. Saya teringat dulu harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan bersepeda untuk bekerja, dan hasil kerja yang menguras keringat itu disisihkan dalam celengan bambu untuk kemudian dijadikan modal usaha.
Berikut hasil wawancara tim majalah Peci Merah kepada H. Erwin saat ditemui di sela kesibukannya mengadakan acara maulid Nabi Muhammad SAW beberapa waktu lalu di kediamannya.
Penampilan yang sederhana serta santun kepada siapa saja memberikan kharisma tersendiri atas kepribadian pria kelahiran Jakarta, 26 juni 1996 ini. Bahkan, kecemerlangan berbisnis tidak menjadikannya terlena akan buaian nilai “dunia”. Sebaliknya, ia terus berupaya memberikan manfaat bagi orang lain, terutama untuk syi’ar agama, demi menegakkan kebenaran di jalan Allah Ta’ala.
Sudah berapa kali pak haji menyelenggarakan acara maulid di rumah?
Alhamdulillah, baru kali ini saya memberanikan diri untuk menyelenggarakan acara ini di rumah, meski mayoritas tetangga saya non-Muslim.
Apakah para tetangga memberikan dukungan untuk acara ini?
Mereka justru memberikan dukungan. Lagipula saya mengundang Habib Luthfi bin Yahya dari pekalongan yang dikenal sebagai ulama Nasionalis, dimana dakwahnya ditujukan untuk semua lapisan ummat, baik Muslim maupun non-Muslim.
Apa contohnya?
Sebelum memulai berdakwah, beliau selalu mengajak para undangan untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai bentuk seruan untuk memersatukan bangsa, tanpa ada perbedaan suku, agama atau yang lain.
Mengapa pak haji menyelenggarakannya di rumah, bukan di masjid atau di tempat terbuka yang lain?
Sejak dulu saya ingin sekali rumah saya ini disinggahi ulama besar yang berskala Nasional. Dengan begitu saya mengharapkan banyak keberkahan yang bisa saya dapat untuk keluarga dan lingkungan tempat saya tinggal.
Sikap apa yang pak haji amalkan untuk meraih keberhasilan hidup?
Sejak saya bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan onderdil alat berat, saya bersandar pada sifat pasrah dan tawakkal kepada Allah Ta’ala. Karena, saya sangat menyadari bahwa segala gerak kehidupan di dunia ini terjadi atas kehendak Allah Ta’ala. Maka, apa pun yang terjadi saya harus ikhlas, dan tidak lupa berinfaq, kendati kita pernah melewati masa-masa sulit.
Dengan apa yang pak haji raih sekarang, apakah bisa memerbanyak infaq untuk mereka yang membutuhkan?
Insya Allah saya akan memberi sesuai kemampuan, baik untuk tempat ibadah maupun sarana-sarana dakwah lainnya.
Menurut pak haji, apa arti dari kekayaan?
Saya melihat kekayaan bukanlah dari nilai tumpukan harta yang dimiliki. Sebaliknya, orang kaya sesungguhnya yaitu orang yang ahli ibadah. Sebab, nilai keimanan mereka itu sangat mulia.
Apakah nilai-nilai ini juga pak haji tanamkan kepada keluarga besar?
Alhamdulillah, saya selalu berusaha membangun karakter mereka untuk maju, baik secara akhlak maupun pengetahuan. Agar jangan sampai mereka menjadi beban bagi masyarakat, dan bisa meraih kesuksesan dunia maupun akhirat.
kekayaan bukanlah dari nilai tumpukan harta Sebaliknya, orang kaya sesungguhnya yaitu orang yang ahli ibadah. Sebab, nilai keimanan mereka itu sangat mulia