Silat Betawi – Beksi Empat Bintang
- Budaya
- 6 Oktober 2022
- No Comment
- 110
Nyo’ Encang, Encing, Nyak, Babe, Abang dan Empo’, sedikit kite mau kasih tau tentang dunia persilatan Betawi, atau seni maen pukul Betawi. Nah, tema yang akan kite bicarain kali ini adalah “Memertahankan eksistensi dunia persilatan Betawi, dan mengenalkan pada anak cucu kite.”
Pada kesempatan ini, kami meliput satu di antara sejumlah komunitas, atau perguruan Beksi yang berada di Jakarta. Tepatnya di daerah Petukangan, Jakarta Selatan. Mungkin kalau orang Betawi asli yang sudah pada senior dipastikan mengetahui sejarah Beksi, atau dari mana ia berasal. Namun, kalau yang masih muda-muda, atau baru lahir mungkin ada yang sudah mengetahui atau belum, apa Beksi ini sesungguhnya? Oke, sedikit saya coba ceritakan sejarah Beksi ini, yang sesungguhnya berasal dari daratan China, yang kemudian dibawa oleh Lie Ceng Oek, tepatnya ia tinggal di daerah Dadap, wilayah Tangerang.
belajar silat untuk kesehatan jagadiri dan silaturahmi
Untuk melestarikan seni maen pukul Betawi dimaksud, Lie Ceng Oek menurunkan ilmunya kepada sang murid yang bernama Ki Marhali, dan dilanjutkan kepada H. Ghazali. Selanjutnya, dari sana kemudian ilmu seni maen pukul diturunkan lagi kepada H. Hasbullah, dan generasi berikutnya.
Yang kali ini akan kita ulas adalah Perguruan Beksi Empat Bintang, yang berasal dari empat guuru besar seni maen pukul Beksi. Beksi tepatnya terlahir pada tahun 1918. Dan, dengan keberadaan Beksi Empat Bintang ini semakin berkembang ilmu bela diri. Selain itu, ilmu bela diri Beksi memiliki manfaat yang lebih luas.
Satu diantara manfaat lain bisa bela diri, anak yang telah latihan Beksi dididik untuk mencintai budaya Betawi, dan bisa membuka sanggar latihan serta mengajarkan kepada generasi berikutnya. Untuk mencapai level guru, murid harus melalui proses latihan dan menguasai beberapa jurus yang harus ditempuh untuk naik tingkat (sabuk). Ada 18 (delapan belas) jurus dan 9 (sembilan) formasi di Beksi Empat Bintang.
Seni Maen Pukul Betawi Beksi memiliki lambang kepalan tangan, yang bermakna “Pertahanan Empat Penjuru.” Itu adalah simbol maen pukul Betawi (Beksi) secara keseluruhan. Dengan meluasnya maen pukul Betawi, ciri khas Betawi tidak akan lekang dimakan zaman, dan perkembangan yang juga semakin moderen.
Dengan berkembangnya gaya hidup yang sudah mulai melupakan kesenian tradisional, kita akan mengingatkan kembali bahwa kebudayaan tradisional tidak boleh hilang oleh perkembangan zaman, dan Bekasi adalah satu di antara contoh seni budaya Betawi yang perlu kita ketahui dan lestarikan. Sebenarnya masih banyak kebudayaan Betawi lainnya yang perlu diketahui, akan tetapi dikesempatan kali ini kita akan mengulas tentang maen pukul budaya Betawi (Beksi).
anak yang latihan di Beksi Empat Bintang bukan sekadar latihan terus udah, tetapi bagaimana di dalam dirinya kita tumbuh kembangkan rasa mencintai satu di antara budaya Betawi
(Sumber Endang)